Melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pemerintah mendorong agar program tol laut terus berjalan dengan peningkatan kapasitas dan layanan.
Hal tersebut dikarenakan tol laut berperan besar untuk menghubungkan logistik nusantara melalui wilayah perairan. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan, Indonesia memiliki sejarah panjang dengan kejayaan maritim pada masanya.
Dikutip dari liputan6.com Menhub Budi menyampaikan. “Kekuatan maritim Indonesia dikenal sejak dulu. Sudah seharusnya kita memaksimalkan potensi yang ada dengan terobosan baru untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang kuat, bermartabat dan berdaulat,”
Senada dengan Menhub Budi, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono menyatakan pemanfaatan wilayah perairan yang potensial sejalan dengan visi poros maritim yang dicanangkan Presiden Joko Widodo, yaitu terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.
“Gagasan visi poros maritim dunia yang dicanangkan Presiden Joko Widodo pada 9th Asean Summit di Myanmar tanggal 13 November 2014 merupakan deklarasi bangsa Indonesia untuk mengembalikan identitas Indonesia sebagai bangsa maritim,” ujar Yudo.
Yudo menyatakan, menurut Alfred Thayer Mahan (perwira Angkatan Laut AS), ada 6 elemen yang membuat suatu negara bisa menjadi negara maritim yang kuat.
Elemen tersebut antara lain
- Geographical Position (posisi geografi);
- physical conformation (bentuk fisik);
- extent of territory (luas wilayah);
- number of population (jumlah penduduk);
- national character (karakter bangsa);
- character of government (karakter pemerintah).
Penjelasan lebih lanjut terkait 6 elemen tersebut dapat Anda temukan pada artikel sea power.
“Enam elemen tersebut dimiliki bangsa Indonesia sehingga negara kita bisa menjadi negara maritim yang kuat dan besar saat seperti masa kerajaan Sriwijaya dan Majapahit,” tandas Yudo.
Adapun, gagasan dibentuknya tol laut sendiri dilatarbelakangi oleh kondisi laut Indonesia yang 2/3-nya terdiri dari perairan yang selama ini kurang mendapat perhatian memadai.
“Padahal, wilayah perairan merupakan sarana dasar mutlak bagi transportasi di laut sehingga Indonesia memerlukan terobosan baru dengan memanfaatkan potensi wilayahnya,” kata Yudo.